Makalah
Sejarah
BENTENG
TIWORO
OLEH:
YANI
FATMAWATI
SMA
NEGERI 2 RAHA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah merupakan ilmu yang
mempelajari berbagai kejadian yang terjadi di massa lampau, dan merupakan ilmu
pengetahuan yang disusun atas hasil penelitian beberapa peristiwa yang dapat
dibuktikan dengan bahan kenyataan.
Dengan sejarah kita bisa mengetahui
bagaimana proses perjalanan suatu bangsa, mengetahui kehidupan orang-orang
terdahulu, dan mengetahui peninggalan-peninggalan sejarah suatu daerah.
Begitupun dengan Kabupaten Muna yang memiliki proses sejarah tersendiri dalam
kehidupannya, yang menyisakan banyak peninggalan bersejarah salah satunya
adalah Benteng Tiworo, dan Mesjid Sangia Barakati Tiworo.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
⌳ Bagaimana Perkembangan Benteng Tiworo ?
⌳ Apa Saja Fungsi Benteng Tiworo ?
⌳ Bagaimana Kehidupan Masyarakat Sekitar Benteng
Tiworo ?
⌳ Apa Usaha yang Dilakukan Pemerintah dan
Masyarakat dalam Melestarikan
Benteng Tiworo?
C. Tujuan
Tujuan diadakannya penelitian ini
antara lain:
⌳ Untuk mengetahui proses perkembangan
benteng tiworo.
⌳ Untuk mengetahui fungsi dari benteng
tiworo.
⌳ Untuk mengetahui bagaimana kehidupan
masyarakat sekitar benteng tiworo.
⌳ Untuk mengetahui usaha yang
dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan benteng tiworo.
D. Manfaat
⌳
Dapat mengenal salah satu peninggalan
bersejarah Kabupaten Muna yaitu Benteng Tiworo.
⌳
Dapat menambah pengetahuan.
⌳ Dapat menjadi sarana refreshing bagi
para siswa
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Adapaun meode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
wawancara dan studi pustaka.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Minggu, 13 Februari 2012, tepatnya
di desa Tiworo, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara.
C. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian kali ini yaitu Benteng Tiworo
dan Mesjid Sangia Barakati Tiworo.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Benteng Tiworo
Bentgeng tiworo adalah salah satu benteng peninggalan sejarah yang
terletak di desa Tiworo kabupaten Muna. Menurut sejarah, benteng tiworo
dibangun pada abad XVI oleh Raja Muna, yaitu La Ode Asmana. Pembuatan benteng
ini dari bahan batu yang diangkat masyarakat dengan cara berjejer sepanjang 150
kilometer. Batu-batu yang digunakan untuk membuat Benteng Tiworo didatangkan
dari Lokawoghe yang terletak di bagian Desa Tongkuno lama. Konon katanya
benteng ini dibuat hanya dalam waktu satu malam, oleh para pekerja yang belum
mengenal rasa berat dan ringan. Untuk mengangkat batu yang akan digunakan
membangun benteng, para pekerja melapisi tangan mereka menggunakan kain sutera.
Pada saat
pembangunan Benteng Tiworo, pemerintahan telah berjalan. Namun, belum terbentuk
Kino melainkan kestabilan, baru setelah itu ada penunjukkan pimpinan. Selain
Benteng Tiworo, di Tiworo juga terdapat benteng lain yang letaknya masih berada
dalam kompleks Benteng Tiworo, yakni Benteng Waobu. Selain kedua mesjid
tersebut, di Tiworo juga terdapat sebuah mesjid yang bernama Mesjid Sangia
Barakati Tiworo. Mesjid tersebut dibangun oleh sepasang suami istri yang kemudian
wafat dan dikuburkan di samping kanan mimbar mesjid tersebut. Kuburan suami
istri tersebut ditumbuhi bunga melati dan menurut warga sekitar batu nisannya
bertambah 1 cm setiap tahunnya.
B. Fungsi Dari Benteng
Tiworo
Pada zaman dahulu, Benteng Tiworo, digunakan sebagai tempat pemerintahan
dan pertahanan. Pusat pertahanan di benteng ini terletak di bagian Timur. Pada
saat terjadi peperangan di daerah Tiworo,myang berperang tersebut adalah sesama
orang Muna dan bukan orang Muna dengan orang Belanda. Kerajaan dari benteng
Tiworo sendiri tidak pernah di serang oleh tentara Sekutu, kecuali kerajaan
Ereke.
Dalam hal
pemnerian mas kawin, Tiworo berbeda dengan Muna. Tiworo menggunakan hitungan
Real sedangkan Muna menggunakan hitungan Boka. Benteng Tiworo ini juga berperan
sebagai tempat pelantikan Raja, karena di dalam benteng ini, tepatnya di bagian
belakang benteng ini terdapat tempat pelantikan Raja. Raja yang terakhir
dilantik di benteng ini adalah La Ode Sampaga.
Pada saat
ini fungsi benteng ini adalah sebagai situs sejarah sekaligus sebagai tempat
wisata “Benteng Tiworo” dengan nama Tiworo. Tiworo adalah simbol dalam
pemerintahan yang memilki makna untuk menghimbau masyarakatnya agar satu arah.
C. Kehidupan Masyarakat
Sekitar Benteng Tiworo.
Dari zaman dahulu sampai sekarang, masyarakat sekitar Benteng Tiworo
hidup dengan berkecukupan. Ini disebabkan karena hasil alam atau hasil
perkebunan masyarakat, berhasil diolah dengan baik oleh masyarakan Tiworo.
D. Upaya Pelestarian
Benteng Tiworo
Upaya yang
dilakukan masyarakat dalam menjaga kelestarian Benteng Tiworo sudah cukup baik,
terutama buat masyarakat yang mengelola Benteng Tiworo. Masyarakat juga sudah
mengusulkan kepada pemerintah setempat untuk lebih memperhatikan kelestarian
Benteng Tiworo dan menyediakan fasilitas yang nyaman untuk masyarakat yang
datang berkunjung dan agar bisa menarik minat para wisatawan untuk berkunjung.
Jika semua itu terjadi, tetntu benteng ini bisa menjadi sebagai sumber devisa
daerah. Namun sayang, semua itu hanya bisa menjadi harapan masyarakat Tiworo
sampai sekarang, karena pada kenyataannya pemerintah masih kurang memperhatikan
kelestarian peninggala-peninggalan sejarah, termasuk Benteng Tiworo.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian
ini yaitu:
1.
Benteng Tiworo adalah benteng yang di bangun pada abad XVI oleh Raja
Muna yaitu La Ode Asmana. Benteng ini dibangun hanya dalamwaktu satu malam,
oleh para pekerja yang tangannya dilapisi oleh kain sutera
2.
Benteng Tiworo memiliki fungsi diantaranya sebagai benteng pertahanan
dan keamanan, dan sebagai tempat pelantikan raja pada zaman dulu.
3.
Masyarakat di sekitar Benteng Tiworo hidup berkecukupan sejak zaman dulu
hingga sekarang, karena keberhasilan mereka dalam mengelola hasil alam.
4.
Upaya yang dilakukan masyarakat dalam memelihara kelestarian Benteng
Tiworo sudah cukup baik, namun pemerintah masih kurang peduli terhadap
kelestarian Bneteng Tiworo tersebut
B. Saran
Sebaiknya
pemerintah harus lebih memperhatikan kelestarian dari peninggalan-peninggalan
sejarah daerahnya sendiri, karena itu merupakan identitas dari suatu daerah,
yang juga bisa mendatangkan keuntungan tersendiri bagi daerahnya.
DOKUMENTASI
Pintu Gerbang Benteng Tiworo
Mesjid Sangia Barakati Tiworo
Beduk/Gendang Tua di Tiworo
Situs Batu Pelantikan Raja Tiworo
DAFTAR PUSTAKA
Studi Pustaka (Situs Web) : http://kerajaantiworo.blogspot.com/
DATA INFORMAN
Nama :
La Ode Adang
Status : Menikah
Foto :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar